Kebutuhan Daging Masih Didatangkan dari Luar

"Untuk konsumsi hasil ternak berupa daging di Kaltim dan Kaltara pada 2012 sebanyak 58.851 ton, kemudian pada 2013 naik menjadi 61.483 ton daging sapi," kata Kepala Dinas Peternakan Provinsi Kaltim Dadang Sudarya. Sedangkan jumlah produksi daging pada 2012 baru mencapai 57.339 ton dan pada 2013 baru mampu menghasilkan 59.710 ton daging sapi. Ini berarti pada 2012 dua provinsi tersebut masih kekurangan sebanyak 1.512 ton, sedangkan pada tahun 2013 masih kekurangan 1.773 ton daging. Kemudian untuk konsumsi masyarakat terhadap telur pada 2012 sebanyak 18.705 ton dan pada 2013 naik menjadi 22.333 ton telur. Sementara jumlah telur yang mampu diproduksi peternakan lokal pada 2012 baru sebanyak 15.743 ton sehingga masih kekurangan 2.962 ton, kemudian produksi telur pada 2013 sebanyak 17.976 ton atau masih kekurangan 4.357 ton. Sedangkan produksi susu yang dihasilkan sapi perah di Kaltim masih sangat sedikit, padahal tingkat konsumsi susu bagi masyarakat terhadap susu sangat tinggi, yakni pada 2012 jumlah konsumsinya sebanyak 18.412 ton dan pada 2013 konsumsinya naik menjadi 19.455 ton susu. Berdasarkan tingginya kebutuhan produk peternakan bagi warga Kaltim tersebut, maka dia menilai bahwa di Kaltim merupakan daerah yang potensial untuk dikembangkan berbagai jenis ternaik, baik sapi perah, sapi potong, kambing, maupun jenis ternak lain. Dia juga berharap agar ada investor yang beriminat menanamkan modalnya untuk membuka usaha peternakan sehingga keinginan daerah untuk swasembada, bahkan surplus daging dapat dipenuhi. Investor selain membantu pemerintah mecapai surplus daging juga akan mendapatkan keuntungan dari hasil penjualan ternak, setelah beberapa bulan maupun beberapa tahun menanamkan modalnya untuk penghembangan peternakan. Misalnya untuk investasi sapi potong, maka hanya dalam kisaran 4-6 bulan sudah mampu meningkatkan bobot sapi hingga ratusan ton sehingga harga jualnya jauh lebih tinggi ketimbang harga beli. Untuk harga beli sapi dengan kisaran Rp5-Rp7 juta per ekor, kemudian digemukkan antara 4-6 bulan, maka harga jual tiap ekornya akan mencapai Rp12-Rp15 juta per ekor, ini berarti hanya dalam waktu tersebut sudah mendapat keuntungan sekitar Rp8 juta per ekor atau tergantung berat badan sapi. (gf)