Paser Dapat Bantuan Inka Sapi

“Dalam program optimalisasi inka pada 2014 ini, terdapat beberapa kabupaten yang mendapat bantuan, di antaranya adalah kelompok ternak di Paser yang mendapat bantuan 20 ekor sapi untuk pengembangan kawin alam,†kata Kepala Bidang Perbibitan dan Budidaya Dinas Peternakan Kalimantan Timur (Kaltim) I Gusti Made Jaya Adhi. Rinciannya adalah Kelompok Tani (Poktan) Ternak Sumber Makmur di Desa Tampakan, Kecamatan Batu Engau mendapat satu ekor sapi, Poktan Sabar Subur di desa yang sama mendapat satu ekor, Poktan Tunas Harapan juga di desa yang sama mendapat satu ekor. Kemudian Poktan Sinar Tani di Desa Suatang, Kecamatan Paser Belengkong mendapat satu ekor, Poktan Sumber Lestari di desa yang sama mendapat satu ekor, Poktan Hamparan Makmur juga di desa yang sama mendapat bantuan satu ekor sapi. Selanjutnya Poktan Toto Lestari juga di Desa Suatang mendapat bantuan dua ekor, Poktan Sumber Rejeki dan Poktan Beringin Jaya juga di desa yang sama, masing-masing mendapat bantuan satu ekor. Berikutnya Poktan Bina Taruna di Desa Rangan Timur, Kecamatan Kuaro mendapat bantuan dua ekor, Poktan Kare Mandiri di Desa Kerta Bhakti, Kecamatan long Ikis mendapat bantuan satu ekor, dan Poktan Tunggal Jaya di desa yang sama mendapat bantuan dua ekor. Kemudian Poktan Daya Taka di Desa Kayungo Sari, Long Ikis mendapat satu ekor, Poktan Maju Tani di desa yang sama mendapat satu ekor, Poktan Maju Bersama, Desa Tajer Mulya, Long Ikis mendapat bantuan satu ekor. Peternak lain yang mendapat bantuan adalah mereka yang tergabung dalam Poktan Berkah, Desa Krayan Bahagia, Long Ikis yang mendapat satu ekor, kemudian Poktan Sabanuang Jaya, Desa Tepian Batang, Tanah Grogot, mendapat bantuan satu ekor. Semua sapi yang diberikan kepada poktan tersebut merupakan sapi pejantan, sehingga sapi-sapi tersebut kemudian dilakukan kawin alami dengan sapi betina milik peternak masing-masing, untuk mendapatkan keturunan yang lebih bermutu. Menurutnya, pola perkawinan dengan sistem inka terdapat tiga macam, yakni perkawinan model kandang individu atau pola intensif, perkawinan model kandang kelompok atau semi intensif, dan perkawinan model padang penggembalaan atau ekstensif. (gfr)