Pengembangan Sapi-Sawit Terhambat Corona

Samarinda. Program pengembangan sapi terintegrasi dengan kelapa sawit di Kaltim turut berdampak penyebaran virus corona. Rencana impor bibit sapi sekitar 4.000-5.000 ekor pada semester I tahun ini harus tertunda akibat penutupan dari beberapa pelabuhan. Kepala bidang Pengembangan Kawasan dan Usaha Peternakan I Gusti Made Jaya Adhi mengatakan, program integrase sapi-sawit sebenarnya sudah berjalan cukup baik. Saat ini tercatat ada sebanyak 1.691 ekor sapi yang telah dikembangkan dalam pola pengembangan integrase dengan perkebunan kelapa sawit. Yakni yang dilakukan PT. Agro Menara Rahmat, anak grup PT. Waru Kaltim Plantation.
Hingga kini peternakan sawit tersebut masih eksis. Program yang dilakukan adalah menggemukkan sapi impor dari Australia. Awal tahunnya tahun lalu mereka impor 1.691 ekor sapi. “Kita berharap ke depan mereka tidak hanya bergerak di penggemukkan saja, tetapi juga di breeding atau budidaya. Dengan begitu mereka bisa menyediakan bakalan sendiri dari hasil breeding-nya”, tuturnya, Senin (11/5).
Dalam kawasan yang telah terintegraasi, limbah kebun sawit digunakan untuk pakan ternak dan kotoran ternak diolah menjadi pupuk kebun sawitnya. “Kita berharap semakin banyak perusahaan yang berperan serta dengan mengintegrasikan kebun sawitnya dengan peternakan sapi. Karena program ini sangat membantu dalam hal stabilitas harga”, imbuhnya.
Pihaknya telah menerima pengajuan dan rekomendasi impor sebanyak 4.000 ekor. “Kalau pandemic Covid-19 telah teratasi dan dinyatakan aman, akan dilakuakan impor kembali. Sebenarnya sudah bisa dilakukan sekarang jika tidak ada pandemi”, terangnya.
Ia mengungkapkan, saat ini beberapa perusahaan lain sudah ada yang berminat. Namun belum ada realisasi. Kondisi peternakan sudah lengkap seperti kendang, pabrik pakan dan pengolah peleepah sawit jadi pakan ternak. “Walau begitu harga daging sapinya sama dengan harga di pasaran”, bebernya. (*/ain/ndu/k18)
Sumber: Kaltim Post edisi Selasa 12 Mei 2020