Pengembangan Sapi Terus Didorong
Kepala Disnakkeswan Kaltim Dadang Sudarya mengatakan, perusahaan tambang PT Coalindo di Kabupaten Kutai Kartanegara bisa menjadi percontohan karena tertarik mengembangkan sapi sebanyak 130 ekor dan kambing 750 ekor di lahan eks tambangnya.
"Ada juga sinergi dua perusahaan di Kabupaten Berau, yakni PT Berau Coal dan PT Sinar Mas Group yang ikut mengembangkan pembibitan sapi di lahan eks tambang dan lahan perkebunan mereka," kata Dadang, Selasa (11/9).
Dia mengatakan, terdapat perusahaan perkebunan kelapa sawit, yaitu PT Astra International Group di Kabupaten Penajam Paser Utara akan memulai integrasi sapi sawit. Astra Group dalam waktu dekat akan mendatangkan sapi impor 2.000 ekor dengan tahap awal diprogramkan pada kegiatan penggemukan sapi dan bertahap dijadikan sentra sapi pembibitan yang akan terus ditambah populasinya.
Dia menyampaikan, target program tersebut akan berlangsung pada Oktober-November tahun ini. Diharapkan, kata Dadang, kegiatan Astra Group ini menjadi pilot project bagi perusahaan-perusahaan sawit yang murni menggunakan anggaran perusahaan tanpa ada bantuan pemerintah.
Sebelumnya, Kementerian Pertanian menetapkan program pengembangan ternak di atas lahan bekas tambang secara nasional, dengan luasan 700 hektare untuk pilot project. Kaltim menjadi prioritas untuk program ini.
Kaltim menyatakan, bahwa daerah itu memperoleh prioritas untuk melaksanakan pilot project dengan luasan 680 hektare, sisanya untuk Bangka Belitung. Di Indonesia program pascatambang batu bara terbesar di Kaltim, sehingga menjadi pilot project pengembangan ternak pascatambang secara nasional.
Dadang menjelaskan, kegiatan peternakan pada lahan 680 hektare itu telah berjalan sejak 2015 dan dilanjutkan sampai sekarang dengan memaksimalkan pemanfaatan lahan pascatambang batu bara lainnya.
Sebelumnya, Dinas Perkebunan telah meninjau ke beberapa kawasan sasaran, salah satunya kawasan bekas tambang PT Multi Harapan Utama yang akan dikembangkan seluas 1.200 hektare, namun pada 2017 diawali dengan luasan 108 hektare.
Selain itu, kawasan bekas tambang lainnya yang disasar adalah lahan bekas PT Kitadin seluas 800 hektare dan PT Jembayan Muarabara serta kawasan perusahaan Desa Petangis Paser dan Kutai Barat masing-masing seluas 100 hektare.
"Kami sangat berharap pihak perusahaan yang pascatambang bisa memberdayakan masyarakat sekitarnya untuk melakukan kegiatan peternakan, karena ini juga untuk mendukung percepatan pengembangan sapi," ujar Dadang.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kaltim Slamet Brotosiswoyo mengatakan, program ini sangat bagus. Pasalnya, bisa memacu kemajuan ekonomi daerah. Khususnya dari sektor peternakan, bisa berkontribusi bagi daerah.
“Selama ini, sektor peternakan kita kurang maju. Sejatinya, sektor turunannya pun cukup banyak. Contohnya saja beberapa daerah timur yang daerahnya maju akibat majunya dari sektor peternakan. Tinggal kita lihat keseriusannya bagaimana,” tuturnya. (aji/ndu/k15)
Sumber : Kaltimprokal.co