Pertemuan Apresiasi Pengembangan Budidaya Unggas Lokal
Pelaksanan Pertemuan Apresiasi Pengembangan Budidaya Unggas Lokal, dilaksanakan pada tanggal 19 s/d 20 Nopember 2014, bertempat di Kementrian Pertanian, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, ruang rapat utama I, Lantai 6 Gedung C, Jl. Harsono RMNo. 3 Pasar Minggu Jakarta Selatan. Acara tersebut dibuka oleh Direktur Budidaya Ternak ( Ir. Fauzi Luthan), Peserta yang hadir mengikuti Petemuan tersebut terdiri dari unsur-unsur daerah yaitu dinas yang membidangi fungsi-fungsi peternakan dan kesehatan hewan di 31 Provinsi, 7 Kabupaten/Kota, serta para Kasubdit lingkup Direktorat Budidaya Ternak dan Kasubag Tata Usaha Direktorat Budidaya Ternak.
Adapun narasumber dalam Apresiasi tersebut adalah :
- Balitnak Ciawi Bogor, Jawa barat, Dr.Ir. Tike Sartika,M.Sc. dengan materi Penyedian DOC danpulet dalam pengembangan budidaya unggas lokal.
- Kepala UPTD Jatiwangi Jawa Barat, Ir. Mita Rukmita, dukungan UPTD dalam kegiatan pengembangan unggas lokal.
- PT. Ayam Kampung Indonesia (AKI), dengan materi Kesiapan stakeholder dalam pengembangan budidaya unggas lokal.
- Ketua HIMPULI, Drs. Ade M.Zulkarnaen, dengan materi Peran HIMPULI dalam pengembangan kelembagaan peternak unggas lokal.
- Dinas Peternakan Kabupaten Bogor Jawa Barat dengan materi Pemanfaatan RRMC dalam penembangan budidaya unggas lokal.
Tujuan dari pertemuan apresiasi budidaya ayam ras adalah :
- Untuk mengevaluasi kegiatan pengembangan budiddaya unggas lokal dan aneka ternak tahun 2014.
- Koordinasi dengan instansi, dinas yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan Provinsi/Kabupaten/Kota.
- Memperoleh informasi dan permasalahan-permasalahan dalam melaksanakan kegiatan dilapangan yang akan dipertimbangkan sebagai bahan masukan dalam menentukan kebijakan di tahun 2015, meningkatkan pemahaman dan saling tukar informasi bagi petugasteknis dalam usaha budidaya ayam lakas.
Berdasarkan arahan dari Direktur Budidaya ternak dalam pertemuan tersebut bahwa kondisi pangan asal ternak diIndonesia saat ini masih menunjukan kekukangan dalam pemenuhan daging dari dalam negeri, terutama untuk komoditas daging sapi, daging kerbau, daging kambing/domba, dan susu. Untuk kebutuhan daging dan telur unggas ras dapat dipenuhi dari dalam negeri (surplus) namun rantai proses produksi komoditas ini dikuasai beberapa perusahaan besar saja.
Dengan potensi yang besar unggas lokal belum diberdayakan secara maksimal oleh masyarakat. Ketersedian bibitunggas lokal yangberkualitas diberbagai daerah sangat mempengaruhi perkembangan populasi, selain harga pakan dan ketersedian bahan pakan lokal membuat peternak sangat tergantung dari pakan pabrik.
Perunggasan merupakan komodite yang secara riil mampu berperan dalam pembangunan nasional. Selain sebagai penyedia protein hewani yang mutlak diperlukan dalam pembangunan kesehatandan kecerdasan bangsa, sektor perunggasan juga memiliki peran yang penting dalam membangun perekonomian nasional.
Pengembangan unggas lokal (ayam,itik),aneka ternak (kelinci, puyuh) dan monogastrik (babi) merupakan program Kementrian Pertanian dalam hal ini Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan dalam rangka mendukung pencapaian swasembada daging sapi dan peningkatan penyedian pangan hewani.
Berdasarkan data stasistik peternakan dan kesehatan hewan tahun 2014, saat ini populasi ayam lokal tahun 2013 meningkat sebesar 276,78 juta ekor(peningkatan 0,81%).Populasi aneka ternak tahun 2013 secara umum juga mengalami peningkatan, dimana komoditi puyuh sebesar 1,14 juta ekor (peningkatan 5,79%), sedangkanuntuk ternak kecil khususnya babitahun 2013 mengalami penurunan jumlah populasi sebesar 7,60 juta ekor (penurunan 3,82%).
Sebanyak 12,5 juta jiwa masyarakat Indonesia kehidupan ekonominya bergantung pada usaha perunggasan, ini membuktikan bahwa sektor perunggasan tidak dapat diremehkan, apalagi ditengah kondisi perekonomian bangsa yang memburuk tentunya usaha peternakan ayam lokal bisa menjadi satu alternatif dalam upaya penyedian lapangan kerja.
Ternak ayam lokal, kelinci, puyuh masih berpotensi untuk lebih dikembangkan,karena memiliki potensi dan keunggulan yang dimiliki antara lain dengan tersedianya :
- tenaga kerja dalam jumlah yangbesar dan murah
- bibit ternak yang tidak perlu diimpor
- sumber bahan pakan lokal yang melimpah