Pertemuan Evaluasi PDKT, DKS, dan Peternak Milenial Se-Kaltim
Samarinda, 20 November 2024 - Pertemuan Evaluasi PDKT, DKS, dan Peternak Milenial.
“Pada tahun 2025 akan dibangun 13 PDKT, kita berharap peternak milenial dapat terlibat dalam pengembangan PDKT maupun secara lebih luas dalam pengembangan peternakan dan kesehatan hewan di Kaltim.”
Hal tersebut disampaikan Kepala DPKH, Fahmi Himawan, S.T., M.T. dalam Pertemuan Evaluasi Pengembangan Desa Korporasi Ternak (PDKT), Desa Korporasi Sapi (DKS), dan Pertemuan Peternak Milenial Tahun 2024 yang berlangsung di Hotel Mesra Samarinda.
Pada tahun 2021, Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) diberi kepercayaan untuk mengelola DKS yang merupakan program inisiasi dari Kementerian Pertanian RI, diterima bantuan sejumlah 1.000 ekor sapi yang dibagi ke dalam 5 kelompok ternak di 5 desa PPU.
Mulai tahun 2024, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Provinsi Kalimantan Timur melakukan transformasi program DKS menjadi program Pengembangan Desa Korporasi Ternak (PDKT) yang kini telah menjadi salah satu program prioritas Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dan masuk ke dalam dokumen pembangunan Kaltim.
PDKT merupakan strategi pembangunan yang melibatkan partisipasi masyarakat desa dalam membentuk kelompok peternak yang bersinergi mengembangkan usaha ternak. Bertujuan untuk meningkatkan keberlanjutan ekonomi, meningkatkan pendapatan peternak, dan meningkatkan kualitas dan kuantitas produk ternak yang berdaya saing.
Pada tahun 2024, telah terbentuk 9 PDKT yang tersebar di 7 Kab./Kota se-Kaltim diantaranya Kota Samarinda (1 PDKT), Kota Balikpapan (1 PDKT), Kab Berau (1 PDKT), Kab Kutai Kartanegara (1 PDKT), Kab Kutai Timur (2 PDKT), Kab Kutai Barat (1 PDKT), dan Kab Paser (2 PDKT).
Pertemuan Evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan program dari segi administratif, teknis, potensi pengembangan, kelembagaan, kapasitas SDM peternak, sampai dengan peran Pemerintah Kabupaten/Kota dalam menyiapkan rencana aksi sebagai bentuk dukungan program tersebut.
Dalam kesempatan ini, DPKH juga mengundang peternak milenial se-Kaltim untuk mempelajari aplikasi baru khusus peternak milenial. Aplikasi peternak milenial dibuat sebagai wadah untuk saling berkomunikasi dan berkolaborasi, serta wadah melakukan promosi beraneka komoditas peternakan. Aplikasi ini merupakan pengembangan fitur baru yang ada dalam sistem aplikasi mini ranch (SIRANCH).
Fahmi menyebutkan ada 5 transformasi yang dibutuhkan peternak, khususnya peternak milenial dalam mengembangkan peternakan. Transformasi kolaborasi, yaitu hubungan saling membutuhkan untuk memperkuat sinergi. Transformasi proses, yaitu PDKT yang terpadu hulu hingga hilir mulai dari pakan, peternakan, kesehatan hewan, SDM, sampai dengan pemasaran. Transformasi metode, yaitu bantuan dilakukan dalam wujud pembentukan koperasi, tidak lagi secara individual. Transformasi produk, yaitu keberagaman aneka ternak dengan menyusun proses bisnis. Transformasi teknologi, yaitu mengembangkan aplikasi sesuai dengan kebutuhan program dan memanfaatkan aplikasi untuk kemudahan dan efisiensi kerja.