Menu

Rumusan Hasil Rapat Konsultasi Dan Koordinasi Teknis Daerah Pembangunan Peternakan Kalimantan Timur Tahun 2015

 16 Maret 2015
 Admin Website
 Berita
 2792
Penyampaian Rumusan Hasil Rakontekda 2015

Pembukaan Rakontekda dilakukan secara bersamaan lingkup pertanian, kelautan dan perikananyang mengusung tema “Bersama Membangun Sinergitas Mewujudkan Kemandirian Pangan di Kalimantan Timur”

Dengan memperhatikan arahan Gubernur Kalimantan Timur; Pangdam Mulawarman; dalam acara pembukaan serta paparan Direktur Keswan, Direktur Pakan Ditjen PKH, kepala dinas peternakan Provinsi Kalimantan Timur, Bidang-bidang dan UPTD lingkup Dinas Peternakan Kaltim, serta masukan-masukan dari para peserta Rakontekda di dalam diskusi, terdapat beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian dan tindak lanjut kita bersama sebagaimana berikut:

  1. Kegiatan evaluasi pada hakekatnya merupakan kegiatan penilaian terhadap hal-hal yang telah kita lakukan atau dapat merupakan self evaluation / evaluasi diri. Hasil pelaksanaan evaluasi harus menjadi umpan balik untuk menyusun perencanaan yang lebih baik dan harusnya ini merupakan suatu rantai kesisteman dalam pembangunan peternakan kedepan. Untuk menjamin objektivitas evaluasi program dan kegiatan peternakan maka perlu dilakukan kerjasama dengan UNIVERSITAS MULAWARMAN khususnya Fakultas Pertanian jurusan Peternakan.
  2. Kinerja pembangunan peternakan Kaltim selama tahun 2014, yang diindikasikan dari indikator kinerja tujuan dalam renstra yang berkontribusi dalam pencapaian RPJMD adalah sebagai berikut:
    • Populasi sapi potong dengan target 178.580 ekor terealisasi sebanyak 100.937 ekor atau dengan capaian sebesar 56,52%. Hal ini menunjukkan bahwa target tahun 2014 tidak tercapai, disebabkan karena pengadaan sapi tahun 2014 masih dibawah target dan angka kelahiran ternak baru mencapai 14,16% atau sebanyak 13.455 ekor kelahiran. Sehingga untuk mencapai populasi 2 juta ekor sapi di akhir periode Renstra (tahun 2018) maka perlu penambahan populasi sapi melalui pengadaan sapi indukan,sapi bibit, dan melakukan kegiatan gertak birahi dan Inseminasi Buatan (IB), penanganan gangguan reproduksi dan peningkatan peran swasta untuk pengembangan usaha peternakan sapi, serta keterlibatan pihak perbankan seperti Bank Kaltim dan BRI.
    • Populasi kambing dengan target 51.073 ekor terealisasi sebanyak 54.707 ekor. Sehingga target pencapaian populasi kambing dapat dicapai karena banyak daging kambing yang masuk ke Kaltim berasal dari Pulau Jawa dan Sulawesi.
  3. Pengadaan sapi sebanyak 2.551 ekor dengan dana APBD 2014, berdasarkan hasil pemeriksaan fisik angka kematian mencapai 2,35% atau sebanyak 67ekor dan APBN 2014 pengadaan sapi sebanyak 977 ekor dengan angka kematian 20 ekor atau sebesar 2,05 % angka kematian ini sebagian besar disebabkan karena manajemen pakan dan pemeliharaan yang kurang bagus.Untuk itu perlu pembinaan teknis yang lebih intensif terhadap kelompok penerima.
  4. Melalui APBD Provinsi Tahun 2015 akan dilakukan pengadaan ternak sebanyak 950 ekor indukan Brahman Cross bunting impor dan sapi lokal sebanyak 1.177 ekor yang akan didistribusikan ke seluruh Kab/Kota di Kaltim. Sedangkan dari APBN Murni dialokasikan 698 ekor sapi lokal dan melalui APBN-P dialokasikan pengadaan sapi indukan Brahman Cross impor sebanyak 10.050 ekor dan sapi lokal 250 ekor. Untuk itu diperlukan komitmen yang tinggi dalam menjaga kontinuitas ketersediaan pakan,Dukungan APBD Kabupaten Kota untuk penyebaran ternak sapi Brahman Cross indukan impor adalah pengadaan obat-obatan, penyebaran ternak, pelatihan peternak, kandang kelompok dan pembinaan kelompok.
  5. Model/Pola pendampingan penyebaran sapi Brahman Cross indukan impor bekerjasama dengan Universitas Mulawarman, BPTP dan dimungkinkan melibatkan TNI dalam pengawasan/pembinaan kelompok. Dalam mendukung pengawalan manajemen pemeliharaan dan penanganan kesehatan hewan disiapkan 1 drh; 1 orang sarjana peternakan dan 2 orang paramedis untuk melayani 20 kelompok atau 1.000 ekor. Perlu meningkatkan koordinasi dengan Bakorluh di kabupaten/kota dalam rangka mengoptimalkan pembinaan peternak di lapangan.
  6. Peran kelompok sasaran sangat besar dalam mensukseskan pengembangan ternak sehingga diperlukan langkah-langkah untuk memperketat seleksi dan verifikasi calon penggaduh, meningkatkan keterampilan peternak, meningkatkan pembinaan melalui pendampingan, menjaga kontinuitas ketersediaan pakan serta mewajibkan kelompok untuk melaporkan perkembangan ternaknya.
  7. Terakreditasinya pengujian di UPTD Laboratorium Keswan dan Kesmavet akan mendukung proses peningkatan kualitas hasil pengujian melalui penjaminan mutu, keakuratan data hasil uji dan kepastian hasil pengujian. Dukungan UPTD Laboratorium Kesehatan Hewan dan Kesmavet yang terakreditasi memegang peran penting dalam tersedianya data kondisi penyakit hewan dan kualitas pangan asal hewan di Provinsi Kalimantan Timur. Untuk itu, diperlukan surveilans penyakit hewan dan pangan asal hewan yang intens oleh Dinas Provinsi dan kabupaten/kota.
  8. Untuk meningkatkan kinerja teknis kesehatan hewan, dalam menjamin status kesehatan hewan, diperlukan penguatan pelayanan teknis kesehatan hewan terpadu (Puskeswan Terpadu) dengan mengintensifkan koordinasi dan membangun komitmen bersama seluruh stakeholders terkait. Disamping itu perlu dibangun Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional yang terintegrasi (i-SIKHNAS) yang berbasis surveilans penyakit hewan dalam rangka pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan menular dan zoonosis serta dapat menjadi fasilitas pelaporan ternak yang berpusat di Pusat Pelayanan Kesehatan Hewan (Puskeswan).
  9. Kegiatan peningkatan Manajemen Rumah Potong Hewan Ruminansia (RPH-R) sangat strategis dalam rangka menghasilkan daging sapi yang ASUH, untuk konsumsi maupun bahan baku industri. Untuk itu diperlukan komitmen yang tinggi Kabupaten dan Kota mewujudkan RPH-R yang memenuhi persyaratan teknis dan wajib bersertifikat halal dan memiliki Nomor Kontrol Veteriner (NKV).
  10. Mendorong pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota untuk melakukan pengelolaan Sumber daya genetik hewan khususnya asli Kalimantan Timur seperti Rusa sambar, ayam nunukan, ayam paser, ayam dayak dan kerbau Kalimantan Timur. Komitmen Provinsi akan terus ditingkatkan dengan memberikan apresiasi dalam bentuk “Panji Pengembangan Sumber Daya Genetik Hewan (SDGH)”

Rumusan Hasil tersebut ditetapkan pada tanggal 6 Maret 2015 di AULA Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur oleh tim perumus yang terdiri dari:
1. Ir. Woro Triani, MMT
2. Drh. Dyah Anggraini, M.Si
3. Ir. Ujang Rachmad, M.Si
4. Dr. Ir. Taufan P. Daru, MP
5. Ir. Budhi Apriasena
6. Drh. RR. Retno Dwi Murni, M.Si
7. Dr. Drh. Rosmelati Situmeang, M.Kes
8. Ir. Syarifwan, M.Si
9. Rofiq, S.Pt

diposting oleh

...

Admin Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Kalimantan Timur

GPR

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Kalimantan Timur

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kalimantan Timur adalah instansi pemerintahan yang bergerak dalam mengolah peternakan yang ada di kalimantan timur untuk mengciptakan lahan ternak yang lebih luas agar dapat memenuhi target kebutuhan daging tiap tahunnya.

Pengunjung

  • Online
  • Hari ini
  • Bulan ini
  • Tahun ini
  • Tahun lalu
  • 11
  • 975
  • 1442
  • 355276
  • 428131