Subsektor Peternakan Serap Lima Ribuan Pekerja

Kepala Dinas Peternakan Kaltim Dadang Sudarya menuturkan, dari banyaknya tenaga kerja yang terserap tersebut, menggambarkan bahwa usaha peternakan di Kaltim tidak bisa diremehkan karena mampu membuka lapangan kerja.
Apabila satu orang pekerja itu menghidupi tiga anggota keluarganya, maka dalam satu rumah terdapat empat orang yang dihidupi dari hasil peternakan, sehingga total terdapat 21.228 orang yang ekonominya digantungkan dari sub sektor peternakan.
Berdasarkan data pada akhir 2013, nilai investasi bidang peternakan di Kaltim mencapai Rp152,13 miliar untuk berbagai jenis bidang usaha, seperti peternakan ayam berikut pembibitannya (breeding farm), dan investasi penyaluran sarana produksi.
Namun demikian, hingga kini Kaltim masih mendatangkan daging dan pangan asal hewan ternak dari daerah lain, sehingga masih perlu lebih banyak membutuhkan pihak swasta untuk mengembangkan usaha peternakan.
Selain itu, peternak kecil di masyarakat juga terus didorong untuk mengenmbangkan usahanya, baik melalui bantuan bibit sapi, domba, kerbau, kelinci, juga dilakukan kerjasama dengan perbankan untuk mengucurkan modal usaha.
"Pemprov Kaltim telah memberikan kesempatan pengembangan usaha peternakan melalui dukungan perbankan, seperti yang telah dikerjasamakan dengan Bank Pembangunan Daerah (BPD) Kaltim," ujarnya.
Terkait dengan hal itu, maka dia meminta kepada peternak agar dapat memanfaatkan kredit ternak dari BPD Kaltim tersebut dengan sebaik-baiknya, terutama untuk mewujudkan persaingan usaha yang sehat dan mandiri.
BPD Kaltim melalui program Kredit Ternak Sejahtera, sejak tahun 2010 hingga Agustus 2014 telah menyalurkan modal usaha kepada 578 nasabah dengan plafon kredit sebesar Rp50,243 miliar untuk sejumlah kelompok ternak.
Selanjutnya, untuk terus meningkatkan populasi dan sapi dan penggemukannya, BPD Kaltim hingga kini juga terus memberikan kesempatan kepada kelompok ternak yang memerlukan pinjaman agar usaha ternak mereka terus maju.
"Kami berharap masyarakat peternak terus optimis dan mengembangkan usahanya karena hingga kini, permintaan konsumsi daging sapi maupun kambing masih didatangkan dari daerah lain karena peternak lokal belum mampu mencukupinya," ujarnya. (gf)