Tingkatkan Populasi Lewat Inka dan Inseminasi

Kepala Dinas Peternakan Kalimantan Timur (Kaltim) Dadang Sudarya mengatakan bahwa banyak kegiatan yang dilakukan pihaknya agar bisa swasembada daging, seperti dengan penguatan sapi betina, melakukan kawin suntik atau insemenisasi buatan dan jenis kegiatan lainnya.
Menurut Dadang, kegiatan optimalisasi inka sangat penting dilaksanakan karena jumlah sapi yang ada di Kaltim belum mampu memenuhi permintaan lokal, sehingga daerah ini harus mendatangkan sapi maupun daging dari daerah lain.
Penerapan inka diharapkan mampu meningkatkan produksi ternak. Terdapat tiga pola perkawinan dengan sistem inka, yakni perkawinan model kandang individu (intensif), perkawinan model kandang kelompok (semi intensif), dan perkawinan model padang penggembalaan (ekstensif).
Guna mendukung kesuksesan program ini, Dinas Peternakan juga melakukan perbaikan mutu genetik sapi Bali melalui inka, termasuk melakukan penambahan jumlah penjantan pemacek yang disebar ke sejumlah daerah.
Penambahan pejantan pemacek ini untuk menjaga kualitas sapi yang dilahirkan, terutama menghindari kawin sedarah (inbreeding) lantaran minimnya jumlah pejantan, sehingga dari anak-anak yang dilahirkan ada kemungkinan kawin dengan pejantan yang sama.
Dia mengatakan bahwa inka atau kawin alam dilakukan antara lain dengan pertimbangan, secara alamiah ternak memiliki kebebasan hidup di alam bebas, sehingga perkembangbiakannya terjadi secara normal, atau mendekati sempurna dan secara alamiah ternak jantan mampu mengetahui ternak betinanya yang birahi.
Dijalankannya sistem ini akan sedikit kemungkinan terjadinya keterlambatan perkawinan yang dapat merugikan dalam proses peningkatan populasi ternak, baik sapi maupun kerbau.
Inka termasuk hal yang penting karena dapat menunjang keberhasilan budidaya ternak di pedesaan, pasalnya penanganan perkawinan dengan cara alamiah bagi ternak untuk hidup bebas di alam terbuka lebih efektif dan efisien digunakan pada pola usaha budidaya ternak. (gf)