Tuntut Harga Budi Daya Ayam Naik
Pertemuan tersebut dihadiri perwakilan beberapa perusahaan inti yang ada di Kaltim, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kaltim, Dinas Pertanian Kota Samarinda, Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Kutai Kartanegara dan Dinas Perikanan Kelautan dan Pertanian Kota Balikpapan. Ketua APARS Nanang Safrianto menerangkan, saat ini harga bobot yang ditargetkan dengan pakan yang diberikan tidak sesuai dan tidak relevan. Akibat beberapa kebijakan pemerintah yang menyebabkan penurunan bobot atau berat daging. Makanya pihaknya meminta kepada seluruh perusahaan inti agar mengoreksi kontrak daging.
APARS menuntut harga dengan bobot daging 1,6 kg, feed convertion ratio (fcr) 1,8 kg harga budidaya Rp. 2.021 sesuai harga modal operasional di kendang. Dan kalua dirata-rata per kilo peternak mendapat Rp. 1.700-. “Ini sebenarnya belum menguntungkan, kami juga tau bagaimana kondisi perusahaan inti”, ungkap Nanang di hadapan peserta yang hadir.
Tidak sesuainya harga budidaya ini diungkapkan karena ketika harga ayam menjelang lebaran mengalami kenaikan, justru kebanyakan peternak mengalami kerugian. “Paling 10 sampa dengan 15 persen yang untung dan 85 sampai 80 persen mengalami kerugian”, terangnya.
Selain itu, ada sembilan tuntutan lainnya yang disampaikan APARS. Seperti meminta perusahaan onfarm atau perusahaan yang beternak sendiri, karena rata-rata perusahaan tersebut hanya memiliki izin perdagangan bukan beternak. Pihaknya meminta agar tuntutan ini dapat segera mendapatkan titik terang dari perusahaan inti. Karena jika tidak, pihaknya mengancam akan melakukan aksi yang dapat menyulitkan semua pelaku usaha ayam pedaging yang berimbas kepada masyarakat.
“kami memberi waktu selama dua minggu agar ada negosiasi final antara peternak dengan perusahaan inti. Apabila hal ini diabaikan salah satu cara yang sudah disepakati anggota APARS adalah menunda ayam masuk kendang (check in). Penundaan ayam check in ini bisa mengakibatkan kelangkaan ayam di Kaltim. Kami berharap ini tidak terjadi”, tegasnya.
Anggota APARS yang terdata pada saat ini sebanyak 263 peternak dengan populasi ayam sebanyak 2.057.500 ekor. Ini belum termasuk Balikpapan dan Muara Jawa. Pihakny berharap agar perusahaan inti dapat memberikan kesejahteraan bagi peternak ayam agar usaha ayam potong di Kaltim semakin membaik, “Kami berharap nasib kami diperhatikan”, pungkasnya.
Sumber: Kaltim Post Edisi Rabu 4 Juli 2018 Hal. 12.