BERBAGAI JENIS RUMPUT LOKAL YANG DIKEMBANGKAN DI KELOMPOK TANI PROGRAM DESA KORPORASI SAPI (DKS) KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA
Pengelolaan peternakan berbasis korporasi sudah di kembangkan di Kecamatan Babulu Kabupaten Penajam Paser Utara Provinsi Kalimantan Timur. Populai awal 500 ekor sapi bali (penggemukan) dan 500 ekor sapi indukan brahman cross. Saat ini sudah banyak sapi indukan yang melahirkan dan ada juga yang masih bunting. Sebagai upaya dalam pengembangan peternakan keberlanjutan dan kestabilan usaha ternak sapi di desa korporasi sapi, perlu adanya penyediaan pakan yang cukup baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Hijauan pakan ternak merupakan sumber pakan utama ternak sapi, kebutuhan hijauan pakan ternak per ekor per hari untuk hidup pokoknya setara dengan hijauan segar ±10% dari berat tubuhnya. Selama ini sebagian besar hijauan pakan yang diberikan kepada ternak di kelompok setempat berupa rumput lokal atau rumput alam, baik yang berasal dari padang penggembalaan umum maupun dari tempat-tempat lain seperti pematang sawah, pinggir jalan, saluran irigasi atau perkebunan.
Tahun 2022 terdapat alokasi kegiatan penanaman HPT berkualitas di Desa Korporasi Sapi (DKS) Kecamatan Babulu sebanyak 100.000 stek atau 10 Ha, dengan asumsi jarak tanam 1 m x 1 m sebanyak 10.000 stek/Ha. Jenis HPT yang ditanam dari program penanaman HPT berkualitas yaitu rumput pakchong dan odhot. Selain rumput tersebut, peternak sudah memanfaatkan rumput lokal seperti rumput gajah rawa, setaria, kolomento, rumput paitan dan rumput jongkongan. Semakin banyak jenis rumput yang ditanam semakin bagus, karena dilihat dari segi nutrisinya dapat saling melengkapi. Hasil analisa rumput lokal dan rumput unggul yang sudah ditanam di beberapa kelompok yang tergabung dalam program DKS seperti dalam tabel 1.
Tabel 1. Hasil analisa sampel HPT di beberapa kelompok di Kec. Babulu Kab. Penajam Paser Utara
No |
Bahan |
Asal |
Air (%) |
Abu (%) |
PK (%) |
LK (%) |
SK (%) |
Ca (%) |
P (%) |
NDF (%) |
|
1 |
R. Lapang |
KT Sumber Mulyo |
78,87 |
8,95 |
10,61 |
1,71 |
35,88 |
0,52 |
0,36 |
72,42 |
|
2 |
R. Gajah Rawa |
KT Sumber Mulyo |
78,72 |
7,53 |
10,1 |
1,49 |
36,80 |
0,23 |
0,37 |
74,87 |
|
3 |
R. Paitan |
KT Sumber Mulyo |
73,88 |
10,42 |
7,72 |
1,32 |
36,75 |
0,26 |
0,34 |
67,88 |
|
4 |
R. Pakchong |
KT Karya Utama |
76,12 |
6,9 |
8,54 |
0,92 |
36,48 |
0,32 |
0,51 |
73,18 |
|
5 |
R. Setaria |
KT Lestari |
66,42 |
9,07 |
4,19 |
1,03 |
38,73 |
0,62 |
0,23 |
72,25 |
|
6 |
R. Jongkongan |
KT Petani Maju |
74,26 |
7,63 |
15,39 |
2,24 |
37,58 |
0,37 |
0,48 |
70,81 |
|
7 |
R. Kolomento |
KT Petani Maju |
63,57 |
16,83 |
11,44 |
1,96 |
34,32 |
0,38 |
0,33 |
62,98 |
|
8 |
R. Kolomento |
KT Sumber Mulyo |
72,76 |
9,36 |
10,04 |
2,29 |
36,17 |
0,34 |
0,32 |
75,64 |
Sumber : BPMSP Bekasi, 2022.
Berdasarkan hasil uji sampel HPT pada tabel 1 menunjukkan rumput jongkongan memiliki kandungan protein yang cukup baik sekitar 15,39 % dibandingkan dengan rumput lainnya. Namun demikian peternak setempat lebih banyak memberikan rumput pakchong dan kolomento pada ternaknya. Rumput pakchong menjadi trend di kelompok tani, karena di Kecamatan Babulu banyak yang sudah mengembangkan rumput ini. Berdasarkan hasil uji sampel rumput pakchong yang diambil dari kelompok tani Karya Utama kandungan PK 8,54 %, sementara beberapa sumber menyebutkan rumput pakchong memiliki PK 16-18 %, adanya perbedaan hasil uji sampel, disebabkan karena beberapa faktor, diantaranya perbedaan tingkat kesuburan tanah, umur tanaman, perlakuan dan kondisi iklim yang berbeda. Jenis rumput yang paling banyak di kembangkan di kelompok yaitu rumput kolomento yang menjadi andalan peternak dalam memenuhi ketersediaan pakan. Rata-rata anggota kelompok memiliki lahan yang ditanami rumput kolomento sekitar 1 - 2 Ha. Menurut anggota kelompok setempat, rumput ini disukai ternak. Adapun hasil analisa sampel rumput kolomento menunjukkan kadar PK 10 – 11,44 % dengan kadar SK 34,32 - 36,17 %. Selain rumput-rumput tersebut disarankan kelompok tani menanam jenis legume seperti lamtoro, kaliandra, gamal dan indigofera sebagai sumber protein. Seiring berjalan waktu populasi ternak akan bertambah, oleh karena itu sebaiknya dilakukan perluasan penanaman hijauan pakan ternak dan memanfaatkan sumber pakan alternatif lainnya seperti jerami padi, daun jagung dan pelepah sawit yang banyak ditemukan di lokasi setempat.
Disusun oleh: Dewi Eka Nur Anisa, S.Pt (Pengawasa Mutu Pakan Muda, DPKH Prov. Kaltim)