KT Damar Wulan, Kluster Sapi Binaan BI
Gunanto menjelaskan dalam satu hari sapi bisa mengeluarkan hingga 10 kilogram feses. Sekarang sudah ada 150 sapi yang setiap harinya menghasilkan feses. Setelah diolah, satu kilogram feses sapi dijual 2.000 rupiah. “Semua itu belajar dari BI. Bahkan tak hanya feses, untuk urin juga bisa difermentasi untuk dijadikan pupuk”, ungkapnya.
Menurutnya, urin yang sudah diolah bisa dijual hingga 5.000 rupiah per liter. Sedangkan, yang belum diolah 1.000 rupiah per liter. Satu sapi jantan dalam satu hari satu malam bisa menghasilkan 10 liter urin. Sedangkan sapi betina 15 liter. Saat ini, sapi hidup per kilogramnya Rp 48 ribu. Satu ekor sapi bisa punya berat 225-350 kilogram.
Dalam setahun, khususnya hari besar seperti Idul Adha sebelum menjadi kluster sapi, peternak bisa menjual 40 ekor sapi. Setelah menjadi kluster sapi pada 2016 meningkat menjadi 70 ekor per tahun. Memasuki 2017 berhasil menjual 98 ekor sapi. Sedangkan di luar Idu Adha, pada tahun 2015 sebelum menjadi kluster hanya mampu menjual 3 ekor sapi. Setelah menjadi kluster sapi BI, kelompok ini bisa menjual hingga 20 ekor per tahun di luar Idul Adha. Bahkan tahun ini pihaknya bisa menjual 100 ekor siap jual.
“Itu karena dulu banyak peternak yang tidak mengerti. Kalau bukan lebaran tidak mau menjual. Karena menyimpan untuk lebaran. Tetapi setelah dibina, kalau ada yang mau beli yah kami jual, nanti cari sapi lagi”, tutupnya. (*/ctr/ndu/k15)
Sumber: Kaltimpost, Edisi Selasa. 25 September 2018.