Menanti Kontribusi Pengusaha Sawit dan Batu Bara.
Samarinda. Pengusaha batu bara dan kelapa sawit diminta mau terlibat dalam pengembangan sapi di Bumi Etam. Sebab, saat ini Kaltim membutuhkan percepatan populasi mencapai 650 ribu ekor, agar mencapai waembada daging. Saat ini, populasi di Kaltim baru pada kisaran 120 ekor.
Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi mengatakan, Kaltim berpotensi besar menjadi lumbung sapi nasional. Sebab, Bumi Etam memiliki keunggulan wilayah yang besar didukung luasan laha potensial. Terlebih pemerintah terus mendorong pengembangan kegiatan peternakan melalui integrase sapi di lahan perkebunan dan eks lahan pertambangan.
“Kita tidak ragu jika melihat wilayah dan potensi. Namun, peran penting pelaku usaha perkebunan mauun pertambangan harus besar lewat integrase sapi di lahan perkebunan dan eks lahan pertambangan”, ungkapnya Senin (9/3).
Pihaknya berharap pelaku usaha bisa membantu munyukseskan program ini. Sebab, program tersebut dianggap pemprov tidak bejalan maksimal, akibat banyaknya pengusaha yang lali. Apalagi belum ada sanksi tegas untuk para pemilik lahan. Pergub dianggap kurang kuat untuk membantu Kaltim dalam pemenuhan daging sapi di Bumi Etam.
Padahal dalam Pergub Kaltim Nomor 1 Tahun 2018 tentang Pemberian Izin dan Non Perizinan di Bidang Pertambangan, Kehutanan, dan Perkebunan Kelapa Sawit ditargetkan dapat mengembalakan 3.211 ekor dari 108 perusahaan tambang yang berkomitmen. Faktanya baru terealisasi 68 ekor dari 5 perusahaan tambang yang beroperasi.
Saat ini, produksi sapi di Kaltim mencapai 120 ribu ekor per tahunnya, dengan jumlah itu hanya bisa memenuhi 27 persen kebutuhan. Sedangkan sisa kebutuhan daging didatangkan dari luar Kaltim. Sehingga butuh peran penting pelaku usaha kelapa sawit dan pertambangan. “Saya yakin ke depan program ini bisa berjalan lancer jika kita imbau terus para pengusaha untuk melakukan integrase sapi di lahan kelapa sawit dan pertambangan”, pungkasnya.
Sumber: Kaltimpost edisi Selasa, 10 Maret 2020