NTP Peternakan Naik di Bulan November.

Jika dilihat berdasarkan kelompok It-nya, hanya dua kelompok It pada subsektor peternakan yang mengalami peningkatan yaitu kelompok ternak kecil (2,44 persen) dan kelompok hasil ternak (0,71 persen). Sedangkan, dua kelompok lainnya, yaitu kelompok ternak besar dan unggas, mengalami penurunan It pada bulan ini.
Di sisi lain, meningkatnya Ib di bulan November disebabkan oleh meningkatnya indeks BPPBM yaitu sebesar 0,45 persen sedangkan indeks konsumsi rumah tangganya sedikit menurun sebesar 0,18 persen. Peningkatan Ib secara umum hanya terjadi di subsektor peternakan.
NTP Provinsi Kalimantan Timur November 2018 sebesar 94,57 atau turun 0,52 persen dibanding NTP pada bulan Oktober yang tercatat sebesar 95,06. Penurunan NTP disebabkan oleh penurunan Indeks Harga yang Diterima Petani (It).
NTP pada bulan November 2018 turun 0,52 persen dibandingkan NTP bulan Oktober 2018, yaitu dari 95,06 menjadi 94,57. Hal ini disebabkan menurunnya Indeks Harga yang Diterima Petani (It) sebesar 0,57 persen sedangkan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) hanya menurun sebesar 0,06 persen. Terjadi peningkatan NTP di 3 subsektor pertanian, yaitu subsektor tanaman pangan (1,22 persen), subsektor peternakan (0,66 persen), dan subsektor perikanan (0,02 persen). Sedangkan, NTP subsektor hortikultura dan perkebunan rakyat masing-masing menurun 1,42 persen dan 2,82 persen dibanding bulan sebelumnya.
Pada bulan November 2018 terjadi penurunan NTUP sebesar 0,74 persen. Penurunan NTUP tersebut sejalan dengan penurunan NTP-nya. Jika dilihat per subsektor, hanya subsektor tanaman pangan dan subsektor peternakan yang mengalami peningkatan NTUP sedangkan subsektor lainnya mengalami penurunan. Termasuk juga subsektor perikanan, walaupun NTP nya sedikit mengalami peningkatan ternyata NTUP nya justru menurun pada bulan November 2018. Di antara subsektor yang mengalami penurunan NTUP, subsektor perkebunan rakyat mengalami penurunan paling besar pada bulan November dengan persentase sebesar 3,01 persen.
Jika dilihat per subsektor, hanya subsektor perkebunan rakyat yang memiliki NTUP di bawah 100. Hal ini menunjukkan bahwa petani subsektor perkebunan rakyat mengalami penurunan dalam hal perdagangan dimana harga yang mereka bayar (khususnya untuk produksi pertanian pada subsektor perkebunan rakyat) mengalami kenaikan yang lebih cepat daripada harga yang mereka terima terhadap tahun dasar (tahun 2012).
Sumber: BPS Prov. Kaltim